Sunday, December 3, 2006

Target Revolusi Sosialis

Apa tujuan dari sosialisme selain untuk memberi kesempatan dan derajat yang sama bagi seluruh manusia untuk mendapatkan akses dan kontrol terhadap sumber kekayaan alam? Bukankah yang terpenting adalah bagaimana cara memanfaatkan sumber kekayaan alam agar mampu membuat sistem reproduksi sosial dan alam tetap sehat dan progresif--bukan membuat reproduksi sosial dan alam menjadi sakit dan negatif.

Perubahan terhadap kapitalisme yang harus dilakukan secara revolusioner harus menyentuh bagian-bagian penting didalamnya yang mengganggu kestabilannya sendiri. Sosialisme adalah suatu paham yang sebenarnya menginginkan keseimbangan yang kokoh dalam suatu progresifitas sosial, ekonomi, dan politik. Kesimbangan dalam sistem sosial kapitalisme saat ini sebenarnya sedang mengalami kerapuhan pada tiang penyangganya. Tiang penyangga utamanya didasari oleh keringat dari tenaga massa pekerja, telah sangat rapuh. Banyak dari massa pekerja saat ini telah mendapat kesusahan dalam memenuhi kebutuhan mereka sebab dalam standar kebutuhan minimum yang ditetapkan mereka sering kali harus terlibat dengan stres, keringat ekstra, dan perilaku kejahatan. Tekanan ini arus pula dibayar dengan pendapatan mereka yang minim.

Tiang penyangga yang kedua, investasi-investasi kecil dan menengah yang berkembang sedang mengalami kerapuhan. Semakin tidak dihargainya keringat manusia itu, maka semakin membuat tidak berharga pula barang-barang yang di pasaran. Penurunan kualitas barang-barang ini adalah dimulai pada saat dimana manusia semakin ingin lepas dari berbagai tekanan pekerjaan dan memulai sebuah sistem produksi sendiri untuk mendapatkan penghasilan lebih, sehingga dapat mencukupi kebutuhan-kebutuhan untuk mengganti tekanan pekerjaan yang dialaminya. Semakin seseorang dapat bertahan dengan kapital yang diperoleh dari sistem produksinya, semakin mungkinlah ia melepaskan diri dari pekerjaan yang digelutinya. Namun, sayangnya tiang penyangga kedua ini juga sedang mengalami kerapuhan. Investasi kecil tetap saja dilibas oleh investasi skala besar dan raksasa, di beberapa tempat di dunia ketiga sangat banyak terlihat penggusuan semena-mena terhadap perkembangannya. Pada akhirnya, jika tidak hancur, banyak investasi kecil yang kalah jauh kualitasnya dari standar barang yang baik.

Tiang penyangga ketiga adalah terbentuknya semangat baru manusia sebagai penyannga yang terkuat. Kondisi jiwa manusia dalam kehidupannya telah semakin sakit. Manusia ditekan dari dua arah yang berlawanan dalam proses pemenuhan materinya. Ia ditekan oleh sistem kapitalisme yang tidak adil dalam membayar keringat mereka dan ia juga ditekan oleh sistem kapitalisme yang menuntut pembesaran kapital dengan cara akumulasi. Pada akhirnya, manusia menjadi pesimis dan apatis terhadap dunia, terhadap segala usaha perbaikan di dunia, karena mereka merasakan bahwa yang hanya mereka terima adalah pahit dunia, yaitu keringat yang terperas habis dari kulit mereka dan modal yang dipersempit atau dihancurkan oleh para pemain besar. Kehancuran semangat membawa mereka ke sebuah bentuk semangat baru, yaitu pencarian kebahagiaan dengan cara instan saja. Mereka akhirnya mencari jalan dengan lebih aktif berjudi, mencuri, merampok, menipu dan perdagangan gelap. Perbuatan inilah yang menjadi penyangga yang terkuat saat ini.

Lalu dimana letak kemampuan sosialisme menjawab masalah-masalah ini? Perdebatan yang selalu muncul mengenai kapasitas kemampuan sosialisme dalam melakukan perubahan tatanan secara revolusioner biasanya dimulai dari pertanyaan-pertanyan seperti: Siapa yang harus melakukan perubahan? Siapa target dari perubahan itu? Karl Marx mengatakan bahwa buruh yang harus menjadi pendobrak bagi sosialisme, sebagian mengatakan petani karena sumber dari masalah kapitalisme adalah ketimpangan dalam sistem penguasaan agraria, Anarkisme melihat bahwa sistem kepartaian sosialis tidaklah membantu perubahan revolusioner, sebab negara dan konstitusinya merupakan sebuah tekanan bagi manusia. Marxisme mengenal target revolusi adalah rusaknya tatanan negara, Anarkisme mengenal target revolusi adalah adanya tatanan negara, gerakan-gerakan yang lain kembali pada marx muda, bahwa target revolusi adalah kerusakan kesadaran manusia. Bagaimana kemudian kita memahami ini kemudian meramunya untuk dapat menjadi suatu yang berguna secara praktis?

Yang perlu diperhatikan dan yang selama ini terlewat adalah mengenai semangat kerja sebagai penjaga kesdaaran manusia. Tujuan Marx memberikan penekanan ini adalah seperti kiritknya terhadap Hegel, bahwa manusia mendapatkan kesadarannya karena manuisa melakukan kerja, dan ini pula sudah dibuktikan oleh Freud dalam psikoanalisisnya yang berpandangan bahwa gangguan jiwa manusia oleh perilaku-perilaku yang tidak normal yang datang dari lingkungannya. Ini sesuai dengan apa yang dinyatakan di atas mengenai sistem penyangga kapitalisme, bahwa sistem kapitalisme sedang membuat terganggunya keasadaran para rakyat pekerja.

Kapitalisme sedang menghancurkan kesadaran ini, yang sebenarnya sangat diperlukan untuk perekonomiannya agar dapat berjalan, dengan sistematis membuat manusia secara perlahan-lahan membenci pekerjaan yang mereka lakukan, dan pada suatu saat kesadaran ini menjadi suatu kesadaran baru dan menggantikan kesadaran semulanya yang mencintai pekerjaannya. Kapitalisme sedang membawa kesadaran baru yaitu kesdaran untuk mencintai uang dan bukan mencintai pekerjaannya. Kesadaran baru ini membuat semua orang terfokus pada uang dalam segala kegiatannya. Uang menjadi suatu kesadaran yang melandasi setiap aktifitas manusia. Lalu apakah ini merupakan sebuah jalan keluar yang baik bagi kapitalisme dalam mengikis habis krisisnya?

Pertanyaan ini relevan dengan tiang penyangga ketiga kapitalisme, yaitu semangat baru manusia, yaitu kriminalitas. Apakah kriminalitas dapat mengikis habis krisis kapitalisme? Apakah saling mencuri, salin merampok, saling menipu, saling menghabiskan uang di meja judi, saling melakukan perdagangan gelap, akan dapat mengikis habis krisis dalam tubuh kapitalisme? Dapat dibayangkan pasti semua irang akan menjawab tidak. Ini berarti kapitalisme jatuh kedalam lingkaran setan, dengan kata lain tidak adda progresifitas didalamnya dan semua hanya sedang mengalami kemunduran secara perlahan.

Dengan demikian, munculnya sosialisme adalah sebagai ulasan dan peringatan keras bagi kapitalisme dalam hal kelemahan sistemnya untuk dapat mempertahankan manusia selalu tetap sadar sebagai manusia, yaitu untuk bekerja dalam mendapatkan hasil dari bumi ini. Dan unutk sosialisme sendiri, sangat wajar jika sistem kapitalisme ingin menghancurkannya, karena ia sendiri adalah sistem yang penuh kebobrokan mental, sehingga ia hanya dapat di revolusi apabila benar-benara tepat mengenai locus humanismenya. Kapitalisme tidak dapat dikritik secara mekanis dan teknologis, karena kapitalisme sendiri merupakan suatu sistem dengan segala kecanggihan mekanisme dan teknologi.

Sosialisme haruslah bercirikan suatu semangat kerja yang tinggi, dan untuk itu segala sesuatu yang ada di lingunkungan harus mendukung penuh untuk mendorong manusia untuk bekerja. Sosialis harus mendorong berbagai macam bentuk investasi yang dapat mendorong peningkatan tenaga kerja manusia secara kuantitas dan kualitas. Sosialis harus berusaha menciptakan kondisi agar saham mayoritas dari suatu investasi dimiliki oleh para pekerja, bukan lagi oleh satu orang atau kelompok yang tidak melakukan pekerjaan atau hanya ongkang-ongkang kaki.

Salah satu inti mengapa kondisi saham mayoritas dimiliki oleh rakyat pekerja saat ini sulit di buat adalah karena adanya persaingan dalam karir pekerjaan yang semakin dimaknai secara negatif. Hal ini disebabkan karena persaingan itu sendiri ditujukan untuk mendapatkan uang yang lebih banyak lagi dan bukan lagi didasari oleh semangat berakrya yang ditujukan untuk kebahagiaan semua pihak. Ini mengakibatkan kesimpangsiuran dalam kesatuan rakyat pekerja untuk ikut ambil bagian dalam penguasaan alat produksi. Apa sebenarnya yang ingin dicapai dengan terciptanya kondisi dimana alat produksi dikuasai oleh rakyat pekerja?

Pertanyaan ini relevan dengan pertanyaan mengenai siapa yang menjadi target dalam revolusi sosialis. Siapa yang menjadi target dalam revolusi untuk mndapatkan hak dalam penguasaan alat produksi? Apakah presiden yang pro kapitalisme? Apakah orang-orang yang ongkang-ongkang kaki? Apakah aparat pelindung kapitalis? Jika bukan, berarti tidak lain target revolusi itu sendiri adalah kesadaran rakyat pekerja itu sendiri, termasuk juga presiden, borjuis dan aparat. Target revolusi adalah kegairahan rakyat karena kerinduan rakyat untuk berkarya secara maksimal untuk kebahagiaan seluruh rakyat itu sendiri. Target revolusi yang ditujukan hanya untuk menjatuhkan Presiden telah dirasakan di negara kita sendiri, Indonesia, tidak membawa dampak baik apapun, bahkan malah bertambah parah. Bahkan di Kuba sendiri telah kita ketahui bersama bahwa Fidel Castro sangat sulit mempertahankan keyakinanan anti imperialisme dan anti kapitalisme di negaranya setelah ia menjatuhkan rezim kapitalis Batista. Castro terus menerus mengobarkan semangat sosialisme dalam mempertahankan negaranya dari caplokan Amerika.

Akhirnya, pertanyaan penting yang muncul dari tulisan yang penuh pengharapan ini adalah, apakah sosialisme sudah berhasil mengidentifikasi gairah dan kerinduan rakyat untuk berkarya secara maksimal untuk kebutuhan dan kebahagiaan seluruh rakyat? Marilah kita persiapkan itu, bahwa gerakan sosial baru bukanlah gerakan sosial yang hanya ingin menumpas setan kapitalisme saja, dan bukan hanya gerakan yang ingin mendapatkan kesejahteraan saja, tapi sebuah gerakan yang bersama-sama menentukan bentuk dari kesejahteraan itu.

No comments: