Tuesday, November 28, 2006

Luangkanlah Sedikit Waktu...

'Kesibukan' kita dalam tugas masing-masing telah menyita sebahagian besar waktu kita. Mungkin kurang dari seperlima bagian dari waktu kita dalam sehari untuk mengistirahatkan tubuh dan pikiran yang penat ini. Ini bisa jadi telah berlangsung selama puluhan tahun, sejak kita mulai beranjak dewasa. Sebagian besar umur ini telah kita lewati dalam 'kesibukan'.

'Angan-angan dan cita-cita' kita yang sedemikian tinggi dan muluknya, telah sedemikian 'memperbudak' kita dalam berbagai kiat beserta aktivitas ikutannya. Setiap pencapaian atau keberhasilan, menarik kita lebih dalam dan dalam lagi pada perbudakannya. Bahkan tak jarang, sebagian dari kita, telah menetapkan suatu komitmen untuk memperjuangkannya hingga akhir hayat. Kita telah terlanjur memandangnya sebagai 'sesuatu yang luhur', oleh karenanya layak untuk diperjuangkan dan diabdi sedemikian rupa.

Pernahkah Anda menyisihkan waktu barang sejenak, hanya untuk merenungkan:
"Apakah yang menurut kita 'sesuatu yang luhur' itu?". Tampakan kasat seringkali
mengecoh kita, pikiranpun tak segan-segan memanipulasinya lagi menjadi semakin tak terdeteksi oleh akal-budi. Ia menciptakan ke-maya-annya sendiri; dengan cara yang sama ia mengelabui kita dan mengemasnya lewat tipu-dayanya. Melalui bujuk rayu sajian kenikmatan indriya dan rasa senang dan kebahagiaan 'temporer', ia telah menyulap sensasi yang dibangkitkan sehingga membangkitkan kegandrungan kita untuk melekatinya. Ia bukanlah 'sesuatu yang luhur', ia tak lebih dari tipuan Maya, yang pada akhirnya menjadikan kita lekat dan semakin menjeratkan pada derita.

Sifatnya yang temporer, tiada ajeg dan senantiasa berubah akan dengan nyata terungkap bila kita amati dengan seksama. Semuanya hanya datang, singgah untuk kemudian berlalu silih berganti; demikian para bijaksanawan mengingatkan kita. Fenomena kesementaraan ini memang terbukti demikian, bila kita mau meluangkan sedikit waktu untuk mengamatinya dengan lebih seksama. Dalam amatan serupa ini, bisa jadi, apa yang tadinya kita pandang sebagai tugas mulia, sebagai 'sesuatu yang luhur' kembali tampak semu seperti 'apa ia adanya'. Oleh karenanyalah para bijak, orang-orang suci sejak dahulu kala selalu mengingatkan kita. Beliau yang waskita, telah melihatnya dengan baik melalui kewaskitaannya.

Betapapun sibuknya Anda, kiranya masih ada tersisa waktu beberapa puluh menit saja dalam sehari, untuk digunakan duduk, beristirahat, sambil mengamati fenomena 'kesementaraan' serta 'kesemuan' ini. Mungkin saja melalui amatan tersebut Anda akan memandang 'lain' terhadap 'sesuatu yang luhur', menurut anggapan selama ini. Mungkin pula Anda menemukan jawaban-jawaban tentang 'kesujatian' dari berbagai fenomena, dalam amatan Anda. Bisa jadi banyak nilai manfaat yang Anda peroleh, hanya dengan meluangkan sedikit waktu' untuk mengamati dan hanya mengamati saja.

Semoga Cahaya Agung-Nya senantiasa menerangi setiap gerak-langkah kita. Semoga Kedamaian dan Kebahagiaan senantiasa menghuni kalbu semua insan.

No comments: